Kamis, 03 Mei 2012

merumuskan konteks penelitian fokus tujuan dan kegunaan penelitian



  Merumuskan Konteks Penelitian, Fokus,
Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Metodologi Penelitian Kualitatif”

Dosen pembimbing :
Muhamad Zaini, MA
NIP 197112281999031002



FilesOfficeBARU
 







Oleh :
ISTIQOMAH
NIM 3212093011
Jurusan: Tarbiyah
Prodi : PBA
Semester: VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmatNya, taufiq, hidayah serta inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman  kegelapan menuju zaman terang benderang dengan ajarannya yakni agama islam.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengambil judul” Merumuskan Konteks Penelitian, Fokus,Tujuan dan Kegunaan Penelitian”. Dengan terselesainya penyusunan makalah ini, penulis telah memenuhi satu kewajiban sebagai mahasiswa semester VI Universitas STAIN Tulungagung.
Atas terselesainya  makalah ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1.       Dr.Maftuhin M.Ag. selaku ketua STAIN Tulungagung.
2.       Dr. H. Kojin, M.Ag. selaku Kaprodi.
3.       Muhamad Zaini, MA selaku Dosen Pembimbing.
4.       Teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kesalahan dan sebagainya, untuk itu saran dan kritik bagi makalah ini selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah  ini dapat memberikan  manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi semua pihak yang mengkaji karya  ini pada umumnya.
                                                                                                                                                      
                                                                                                                              Tulungagung,   April 2012

                                                                              Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………                                                i
Kata Pengantar …………………………………………………………                                               ii
Daftar Isi ………………………………………………………………...                                                 iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ……………………………………………..                                        1
B.      Rumusan Masalah ………………………………………….                                      1
C.      Tujuan Pembahasan ……………………………………….                                     1
BAB II PEMBAHASAN
A.      Merumuskan Konteks Penelitian.............................……….                  2
B.      Merumuskan Fokus Penelitian..........................……………                    6
C.      Merumuskan Tujuan Penelitian.............................................           12
D.      Merumuskan Kegunaan Penelitian........................................            13          
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan …………………………………………………                                         16

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Setiap penelitian selalu terdapat komponen-komponen pendahuluan, diantaranya latar belakang, fokus/pembatasan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian.  Latar belakang yang merupakan komponen atau faktor penyebab terjadinya masalah yang dirumuskan menjadi rumusan masalah (research problem). Latar belakang dikemukakan sebagai suatu pembuktian dari penelitian yang dilakukan, bahwa latar belakang ini menunjukkan adanya masalah yang diteliti. Dan dalam penelitian kualitatif dinamakan konteks penelitian. Tahapan selanjutnya yaitu pembatasan masalah yang disebut dengan fokus, dilanjutkan dengan perumusan tujuan dan kegunaan penelitian.
Karena begitu pentingnya perumusan  komponen pendahuluan penelitian sebagai pengantar inti karya ilmiah, maka penulis mengambil tema “merumuskan konteks penelitian, fokus, tujuan dan kegunaan penelitian”.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana Cara Merumuskan Konteks Penelitian?
2.    Bagaimana Cara Merumuskan Fokus Penelitian?
3.    Bagaimana Cara Merumuskan Tujuan Penelitian?
4.    Bagaimana Cara Merumuskan Kegunaan Penelitian?

C.TUJUAN PEMBAHASAN
1.    Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Merumuskan Konteks Penelitian
2.    Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Merumuskan Fokus Penelitian
3.    Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Merumuskan Tujuan Penelitian
4.    Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Merumuskan Manfaat Penelitian




BAB II
PEMBAHASAN

A.  MERUMUSKAN KONTEKS PENELITIAN/LATAR BELAKANG
Karena paradigma, metode, dan  tujuan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif masing-masing berbeda secara tajam, maka terminologi yang digunakan di antara keduanya juga berbeda. Di antara perbedaan itu ialah rumusan masalah dan fokus penelitian. Kendati masih terjadi  silang pendapat di antara para ahli metodologi penelitian mengenai penggunaan keduanya, penting untuk disajikan substansi perbedaannya dan konsistensi penggunaannya. Sebab, konsistensi merupakan ukuran derajad ke‘ilmiah’an sebuah karya ilmiah.
Sebagai kerja ilmiah, penelitian dimaksudkan untuk menjawab sebuah masalah, gejala, atau peristiwa  yang terjadi di masyarakat dengan cara dan prosedur ilmiah. Karena persoalan di masyarakat, baik sosial maupun kemanusiaan, itu kompleks, maka masalah yang kelihatannya biasa (common issues) bisa menjadi sangat penting dan memiliki makna tertentu setelah didekati dengan cara ilmiah. Karena itu, setiap penelitian selalu diawali dengan uraian yang mengantarkan ke pemahaman bahwa masalah itu layak diteliti, yang lazim disebut sebagai latar belakang masalah.[1]
Belakangan, seiring dengan perkembangan dan semakin kokohnya metode penelitian kualitatif pada dasawarsa 1960 hingga 1980’an, khususnya dalam penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora), para ahli membedakan istilah yang tepat untuk dipakai sebagai uraian awal itu, yaitu antara latar belakang masalah dan konteks penelitian. Tentu saja karena istilah yang dipakai berbeda, maka makna yang dibawanya juga berbeda.
Dalam metode penelitian kuantitatif, istilah latar belakang (background of the study) sangat lazim dipakai karena memang dengan nalar berpikir positivistik yang kausalitas dan deterministik, latar belakang merupakan komponen atau faktor penyebab terjadinya masalah yang dirumuskan menjadi rumusan masalah (research problem). Dengan demikian, antara latar belakang masalah dan rumusan masalah merupakan dua variabel yang berlangsung dalam hubungan sebab akibat.
Disebut mungkin, karena dalam kenyataannya dan pengalaman penulis melakukan penelitian yang terjadi di lapangan setelah peneliti mulai mengumpulkan data, isu yang lebih menarik dan penting untuk diteliti muncul. Wawancara sebagai metode utama perolehan data pun dimulai dengan hal-hal yang bersifat umum. Setelah itu semakin menyempit ke hal-hal yang lebih khusus dan menukik. Lewat wawancara peneliti memberikan ruang yang sangat luas kepada informan atau subjek penelitian untuk menyampaikan apa saja yang diketahui tentang topik yang diteliti. Di sini biasanya isu yang lebih menarik muncul. Bisa saja terjadi isu baru itu mirip, atau sama, tetapi bisa berbeda sama sekali dengan yang dirancang sejak semula. Karena serba ketidakpastian itu, uraian awal tidak disebut sebagai latar belakang, melainkan konteks penelitian. Dengan menggunakan istilah konteks, maka peneliti memiliki keluasan ruang untuk mengubah tema bahkan isu yang akan diteliti setelah peneliti terjun ke lapangan.[2]
Perubahan isu yang akan diteliti tidak saja berasal dari expert judgment peneliti sendiri  setelah melihat lapangan, berhubungan dengan  partisipan dan informan atau setelah membaca pustaka, tetapi juga dari informan atau partisipan penelitian setelah diberi kesempatan oleh peneliti untuk menyampaikan gagasan, pikiran, dan pandangan-pandangnnya mengenai tema penelitian. Karena itu, penting bagi peneliti kualitatif menentukan informan yang menguasai tema yang diteliti. Pilihlah informan yang memenuhi syarat sebagai maximum variety, yakni orang yang mengetahui dan syukur menguasai tema yang diteliti.
Jika dalam penelitian kuantitatif sumber perolehan data adalah orang yang diberi kuesioner, lazimnya disebut responden, maka dalam penelitian kualitatif sumber data berasal dari orang yang diwawancarai yang selanjutnya disebut informan. Jika responden, tidak diberi ruang gerak menyampaikan pendapat, pikiran dan gagasan selain yang telah ditentukan berupa pilihan-pilihan jawaban dalam kuesioner, maka sebaliknya informan diberi ruang seluas-luasnya menyampaikan gagasannya. Jika di mata responden, peneliti dianggap sebagai orang yang lebih tahu tentang tema yang diteliti, maka di mata informan peneliti  adalah  orang yang ‘diberitahu’ tentang tema penelitian. Oleh karena itu, ia disebut informan, yakni orang yang memberi informasi kepada peneliti apa saja menyangkut tema penelitian. Dia bisa menjadi teman peneliti untuk berdiskusi.
Karena itu pula, pilihan informan yang tepat sangat menentukan kualitas penelitian. Bisa saja terjadi subjek penelitian (orang yang diteliti) bukan objek pada saat yang sama menjadi informan penelitian. Lebih lanjut dapat dikatakan jika kualitas data penelitian kuantitatif tergantung pada kualitas kuesioner dan keterwakilan sampelnya, maka kualitas data penelitian kualitatif sangat tergantung pada kecakapan peneliti dan kualitas informannya. Semakin berkualitas informan artinya menguasai tema penelitian dan isu yang hendak dijawab, maka semakin kaya informasi yang diperoleh peneliti. Sebagaimana diketahui, kekayaan data atau informasi merupakan salah satu syarat penelitian kualitatif.
Karena sifat keterbukaan, tentativeness dan masih dalam tahapan rabaan peneliti sebagaimana diuraikan di atas, maka uraian awal yang mengantarkan ke masalah yang diteliti tidak disebut latar belakang (background of research), melainkan konteks penelitian (research context), dan isu yang diajukan untuk dijawab tidak disebut rumusan masalah (research problems), melainkan fokus penelitian (research fokus). Kendati menggunakan istilah latar belakang dan rumusan masalah tidak total salah dalam penelitian kualitatif, tetapi konsistensi menggunakan istilah sebagai konsekuensi pilihan metodologis sangat penting. Itu menggambarkan kadar keilmuan seseorang.[3]
latar belakang penelitian merupakan sebab-sebab (alasan) mengapa suatu masalah atau hal itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut dapat diperinci menjadi alasan objektif dan alasan subjektif. Alasan objektif merupakan alasan yang langsung menyangkut topik penelitian dengan objek yang akan diteliti. Secara objektif, alasan penelitian dilakukan dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yaitu:
a.    Arti penting atau peranan topik pembicaraan/ penelitian
Maksudnya, topik pembicaraan/penelitian yang diangkat akan memberikan manfaat dan peranan yang penting dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan kehidupan sehingga hal tersebut harus diteliti.
b.      Perlunya pengembangan/peningkatan di bidang topik penelitian
Ini merupakan lanjutan dari penelitian/ hasil/teknologi yang telah ada terdahulu. Dengan pengembangan penelitian yang dilakukan akan menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan, ditemukannya metode/teknologi baru yang lebih efektif, dan lain-lain yang merupakan hasil tindak lanjut dari yang sudah ada sebelumnya.
c.       Perlunya saran/masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan/ pengembangan di bidang topik penelitian.
Ini merupakan penelitian yang akan dilakukan untuk menguji ulang atau mendapatkan hasil yang baru sesuai dengan topik penelitian yang sama. Sehingga hasil yang diperoleh nantinya akan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan/pengembangan hasil penelitian tersebut.
d.      Perlunya penelitian dilakukan untuk alasan kemanfaatan praktis (terapan, keterampilan, pengetahuan, dll) atau alasan kemanfaatan keilmuan (pengembangan teori, dll).[4]
Latar belakang secara objektif kebanyakan merupakan alasan yang diperoleh karena masalah yang akan menjadi topik penelitian sudah ada sebelumnya, atau sudah diangkat sebelumnya. Sehingga dalam latar belakang penelitian, perlu diberikan tinjauan pustaka, data-data kuantitatif maupun kualtatif serta acuan berbagai masalah yang berkaitan dengan objek atau topik penelitian anda. Secara garis besar, dalam latar belakang diberikan informasi baik dari acuan pustaka maupun hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap topik penelitian itu.
Latar belakang dikemukakan sebagai suatu pembuktian dari penelitian yang dilakukan, bahwa latar belakang ini menunjukkan adanya masalah yang diteliti. Di sini peneliti harus dapat menjelaskan bahwa keinginan untuk meneliti masalah tersebut timbul, karena peneliti melihat adanya kesenjangan atau jurang perbedaan antara apa-apa yang seharusnya atau idealnya sangat berbeda dengan kenyataan yang ditemui dan diketahui atau dilihat.[5]
Ada empat alinea utama dalam latar belakang masalah, yaitu:
Ø Alinea Pertama, berisi pernyataan masalah (masalah penelitian)
Ø Alinea kedua, berisi kajian teoritis berupa pernyataan atau hasil penelitian kejadian-kejadian yang terkait dengan pernyataan masalah
Ø Alinea ketiga, berisi kajian teoritis berupa dampak-dampak yang terjadi bila pernyataan masalah tidak diteliti, atau dampak-dampak kejadian yang terkait dengan masalah penelitian
Ø Alinea keempat, berisi paradigma teoritis atau mekanisme teoritis yang peneliti ajukan untuk menyelesaikan pernyataan masalah yang diajukan.[6]

B.  MERUMUSKAN FOKUS PENELITIAN
Masalah penelitian dalam penelitian kualitatif disebut fokus. Sehingga penentuan masalah bergantung dari paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yakni apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijakan. Dengan demikian akan ada tiga macam masalah, yaitu “masalah” untuk peneliti, “evaluands” untuk evaluator, dan “pilihan kebijakan” untuk peneliti kebijakan.[7]
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sugiyono meenyatakan bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).[8]
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban. Faktor yang berhubungan tersebut dalam hal ini mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsur lainnya. Jika kedua faktor itu diletakkan secara berpasangan akan menghasilkan sejumlah tanda tanya, kesukaran yaitu sesuatu yang tidak dipahami atau tidak dapat dijelaskan pada waktu itu.[9]
Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus.
1.    Penetapan fokus dapat membatasi studi. Jadi dalam hal ini fokus akan membatasi bidang inkuiri.
2.    Penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria masuk –keluar. Suatu informasi yang harus diperoleh di lapangan.[10]
Pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan:
1.    Suatu penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum atau kosong. Implikasinya, peneliti seyogyanya membatasi masalah studinya yang bertumpu pada fokus. Hal ini memungkinkan adanya acuan teori dari suatu penelitian.
2.    Fokus pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya. Implikasinya, apabila peneliti merasakan adanya masalah, seyogyanya ia mendalami kepustakaan yang relevan sebelum terjun ke lapangan. Dengan jalan demikian fokus penelitian akan memenuhi kriteria untuk  bidang inkuiri, yaitu kriteria inklusi-eksklusi.
3.    Tujuan penelitian pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah dirumuskan. Implikasinya masalah perlu dirumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan penelitian ditetapkan
4.    Masalah yang bertumpu pada fokus yang ditetapkan bersifat tentatif, dapat diubah sesuai dengan situasi latar penelitian.
Spradley dalam Sugiyono mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus yaitu:
1.    Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan bisa kepala sekolah, guru, orang tua, murid, pakar pendidikan.
2.    Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan sebagainya.
3.    Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek. Temuan berati sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang mudah difahami dan menyenangkan.
4.    Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian ini bersifat pengembangan, yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori yang telah ada.[11]

Sebelum permasalahan dapat di rumuskan dengan baik, permasalahan penelitian dapat di nilai dengan beberapa pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut:
1.    Problem penelitian sebaiknya dapat memberikan kontribusi terhadap teori yang ada dan bidang ilmu peneliti yang berkepentingan. Pernyataan ini pada pokoknya adalah merupakan penegasan kembali fungsi penelitian yang utama, yaitu mempunyai kontribusi terhadap pengetahuan baru dan bidang studi yang ada.
2.    Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan penelitian yang ada, problematika hendaknya memberikan motivasi timbulnya permasalahan baru untuk dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya.
3.    Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen pertanyaan.
4.    Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada.[12]

Karakteristik permasalahan:
1.    Dapat diteliti
2.    Mempunyai kontribusi signifikan
3.    Dapat didukung dengan data empiris
4.    Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti[13]

Prinsip-prinsip perumusan masalah:
1.    Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasar sebagai acuan utama. Perumusan masalah adalah sekadar arahan pembimbing atau acuan pada usaha untuk menemukan masalah yang sebenarnya. Masalah sesungguhnya baru akan dapat dirumuskan apabila peneliti sudah berada dan mulai, bahkan sedang mengumpulkan data.
2.    Prinsip yang berkaitan dengan perumusan masalah
Perumusan masalah di sini bermaksud menunjang upaya penemuan dan penyusunan teori substantif, yaitu teori yang bersumber dari data.
v Peneliti merumuskan masalah dengan maksud menguji suatu teori dengan menyadari segala macam kekurangan akibat tindakannya.
v Penekanan pada suatu usaha penemuan dapat membawa peneliti untuk juga dapat menguji suatu teori yang sedang berlaku.
v Masalah yang dirumuskan dan mungkin disempurnakan akan berfungsi sebagai patokan untuk keperluan mengadakan analisis data dan kemudian menjadi hipotesis kerja.[14]
3.    Prinsip hubungan faktor
Faktor – faktor di sini dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Ada 3 aturan tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu merumuskan maslah tersebut :
a.        Adanya dua atau lebih faktor
b.       Faktor – faktor itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau bermakna.
c.        Hasil pekerjaan tadi menghubungkan suatu keadaan yang menimbulkan tanda tanya atau hal yang membingungkan, jadi suatu keadaan bersifat tanda tanya, yang memerlukan pemecahan atau upaya untuk menjawabnya. 
Jadi, walaupun ada faktor – faktor, jika tidak dikaitkan satu dengan lainnya secara bermakna, hal itu berarti belum memenuhi persyaratan.
4.    Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi
Peneliti kualitatif bersifat terbuka artinya tidak mengharuskan peneliti menganut suatu orientasi teori atau paradigma tertentu. Peneliti boleh memilih paradigma ilmiah, alamiah ataupun paradigm tengah. Perumusan masalah bagi peneliti akan mengarahkan dan membimbing pada situasi lapangan bagaimanakah yang akan dipillih dari berbagai latar yang sangat banyak tersedia.
5.    Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-eksklusi
Perumusan fokus yang baik yang dilakukan sebelum peneliti ke lapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun ke lapangan akan membatasi peneliti guna memilih mana data yang relevan dan mana yang tidak. Data yang relevan dimasukkan dan dianalisis sedangkan yang tidak relevan dengan masalah dikeluarkan.Masalah yang dirumuskan secara jelas dan tegas akan merupakan alat yang ampuh untuk memilih data yang relevan.[15]
6.    Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
Ada tiga bentuk perumusan masalah :
ü Secara diskusi, cara penyajiannya adalah dalam bentuk pernyataan secara deskriptif namun perlu diikuti dengan pertanyaan – pertanyaan penelitian
ü Secara proposional, secara langsung menghubungkan faktor – faktor dalam hubungan logis dan bermakna
ü Secara gabungan, terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisional.
7.    Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
Yang dimaksud dengan posisi disini adalah kedudukan untuk perumusan masalah diantara unsur – unsur peneliti lainnya. Unsur – unsur penelitian lainnya yang erat kaitanya dengan rumusan masalah ialah latar belakang masalah, tujuan, dan acuan teori dan metode penelitian.
·      Prinsip posisi menghendaki agar rumusan latar belakang penelitian didahulukan.
·      Prinsip lainnya ialah hendaknya rumusan masalah disusun terlebih dahulu
·      Prinsip berikutnya menghendaki agar sebaiknya rumusan masalah dipisahkan dari rumus dan tujuan
·      Prinsip terakhir menghendaki agar seharusnya rumusan masalah dipisahkan dari metode penelitian.
8.    Prinsip berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak bias dipisahkan dari hasil penelaahan kepustakaan yang berkaitan, karena diperlukan untuk lebih mempertajam perumusan masalah itu, serta mengarahkan dan membimbing peneliti untuk membentuk kategori substantif.
9.    Prinsip yang berkaitan dengan penggunan bahasa
Perumusan masalah dilakukan pada waktu mengajukan usulan penelitian dan diulangi kembali pada waktu menulis laporan. Pada waktu menulis laporan atau artikel tentang hasil penelitian, ketika merumuskan masalah, hendaknya peneliti memmpertimbangkan ragam pembacanya, sehingga rumusan masalah yang diajukan dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan menyimak para pembacanya. Dengan kata lain, penulisan perumusan masalah harus disesuaikan dengan tingkat keumumannya para pembaca.[16]

Langkah-langkah perumusan masalah:
Langkah 1 :  Tentukan fokus penelitian
Langkah 2 :  Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus.
Langkah 3 : Dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.
Langkah 4 :  Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.[17]

C.  MERUMUSKAN  TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah.[18]
Tujuan pada dasarnya adalah rumusan apa yang ingin dicapai dari penelitian. Tujuan penelitian harus sejalan atau konsisten dengan masalah yang diteliti. Artinya ada kesamaan makna antara tujuan dengan masalah penelitian.[19] Perbedaan rumusan masalah dengan tujuan penelitian terletak pada bentuk pengungkapan masing-masing.[20] Perumusan Tujuan penelitian, dibuat dengan mengacu pada masalah/pertanyaan penelitian. Dengan demikian, antara tujuan dan masalah penelitian saling terkait. Teknik penulisannya, Tujuan penelitian dirumuskan dengan kalimat pasif, karena tujuan merupakan pernyataan kondisi yang akan dicapai.[21]
Tujuan penelitian adalah pernyataan-pernyataan harapan yang ingin dicapai atau diketahui melalui penelitian. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data/ informasi apa yg akan dihasilkan melalui penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan khusus (spesific purposes)[22].
a.    Tujuan Umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui penelitian. Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian, bersifat global, jangka panjang dan abstrak tujuan khusus penelitian.
b.    Tujuan Khusus merupakan penjabaran atas pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional dan spesifik. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi. Merupakan pernyatan dalam bentuk kongkrit dan dapat diukur  dan Berupa uraian atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan umum penelitian, tujuan khusus berkaitan dgn masalah penelitian & menunjukkan variabel yg akan diteliti. Boleh dalam kalimat aktif (mengetahui, menilai, membuktikan, mendeskripsikan, dsb.) maupun pasif (diketahuinya, dsb.)
Merumuskan tujuan: Tujuan penelitian dinyatakan dalam/dengan kalimat pernyataan (bentuk deklaratif). Tujuan lebih spesifik atau kongkrit dibandingkan dengan perumusan masalah yang masih bersifat abstrak.[23]
Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.

D.  MERUMUSKAN KEGUNAAN PENELITIAN
          Kegunaan penelitian adalah manfaat dari hasil penelitian berupa informasi, data, dan koefisien dari penelitian tersebut bagi berbagai pihak seperti pemerintah, sponsor penelitian, perkembangan ilmu dan penelitian, dan kepentingan masyarakat pada umumnya.[24]
Pembicaraan tentang kegunaan hasil penelitian ini menjadi penting setelah beberapa peneliti tidak dapat mengadakan sebenarnya hasil apa yang diharapkan, dan sejauh mana sumbangannya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.[25]
Sebenarnya manfaat/kegunaan penelitian bisa disatukan dengan tujuan penelitian, yakni dijelaskan setelah tujuan penelitian dirumuskan. Namun bisa pula dipisahkan dengan maksud memberi penekanan apa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Manfaat/kegunaan penelitian bisa untuk  pemecahan masalah, perumusan kebijaksanaan, pengembangan ilmu, memperbaiki suatu model kerja yang lebih efektif dan lain-lain bergantung pada masalah dan lingkup penelitiannya. Sering sekali diterimanya suatu usulan penelitian bergantung pada manfaat yang diperoleh dari penelitian tersebut.[26]
Pada intinya, kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasil penelitian. Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
Salah satu contoh kegunaan penelitian skripsi mahasiswa yang terbimbing baik adalah:
1.    Bagi Lembaga
ü    Orisinilitas karya tulis sarjana yang ditelurkan lebih terjamin dan lebih terasakan
ü    Mutu Sarjana yang diluluskan lebih tinggi dan handal
ü    Kegiatan akademik di Kampus akan lebih hidup dan berbobot
2.     Bagi Mahasiswa
ü    Mendapat pengalaman meneliti yang berharga
ü    Mendapat pembinaan diri menuju pribadi berkualitas
ü    Mempersembahkan hasil karya yang dapat membanggakan
3.    Bagi Dosen Pembimbing
ü    Menambah penalaran ilmu khususnya pengetahuan terapan
ü    Menambah khasanah data dan informasi yang terpercaya
ü    Menambah tajam wawasan keilmuan dan prestasi akademik[27]





BAB III
PENUTUP

A.               KESIMPULAN
1.      Latar belakang dikemukakan sebagai suatu pembuktian dari penelitian yang dilakukan, bahwa latar belakang ini menunjukkan adanya masalah yang diteliti. Ada empat alinea utama dalam latar belakang masalah, yaitu: berisi pernyataan masalah (masalah penelitian), berisi kajian teoritis berupa pernyataan atau hasil penelitian kejadian-kejadian yang terkait dengan pernyataan masalah, berisi kajian teoritis berupa dampak-dampak yang terjadi bila pernyataan masalah tidak diteliti, atau dampak-dampak kejadian yang terkait dengan masalah penelitian, berisi paradigma teoritis atau mekanisme teoritis yang peneliti ajukan untuk menyelesaikan pernyataan masalah yang diajukan.
2.      Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Maksud penggunaan fokus yaitu dapat membatasi studi yang akan membatasi bidang inkuiri, serta Penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria masuk –keluar Suatu informasi yang harus diperoleh di lapangan
3.    Tujuan penelitian adalah pernyataan-pernyataan harapan yang ingin dicapai atau diketahui melalui penelitian. Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes) dan tujuan khusus (spesific purposes). Merumuskan tujuan: Tujuan penelitian dinyatakan dalam/dengan kalimat pernyataan (bentuk deklaratif). Tujuan lebih spesifik atau kongkrit dibandingkan dengan perumusan masalah yang masih bersifat abstrak, Tujuan penelitian harus jelas dan tegas.
4.  Kegunaan penelitian adalah manfaat dari hasil penelitian berupa informasi, data, dan koefisien dari penelitian tersebut bagi berbagai pihak seperti pemerintah, sponsor penelitian, perkembangan ilmu dan penelitian, dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aminoto,Cokro, 2009. Merumuskan Tujuan Penelitian (on line) http://cokroaminoto.blogetery.com/2009/05/23/merumuskan-tujuan-penelitian/ diakses 1 April 2012
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta
Bungin,Burhan, 2001. Metodologi Penelitian sosial;Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif .Surabaya:Airlangga University Press
Mardalis,2004. Metode Penelitian:Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:Bumi Aksara
Moleong, Lexy J.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya
Mujahidin,2011.  merumuskan hipotesis merumuskan tujuan dan kegunaan Penelitian (on line) http://mujahidinimeis.wordpress.com /2011/01/18/ merumuskan-hipotesis-merumuskan-tujuan-dan-kegunaan-penelitian/ diakses 5 April 2012
Raharjo, Mudji, tanpa judul (on line) http://mudjiarahardjo.com/profile/292.html?task=view diakses 1 April 2012
Sambodo, Apa itu Latar Belakang Masalah (on line) http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_ diakses 1 April 2012
Santoso, Gempur, 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka
Sudjana,Nana, 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:Sinar Baru Algesindo
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukardi, 2008. Metodologi penelitian Pendidikan;Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:Bumi Aksara
Tanpa Nama, (on line)http://www.pasca.unair.ac.id/?q=book/export/html/538 diakses 1 April 2012
Tanzeh, Ahmad,2009. Pengantar  Metode Penelitian. Yogyakata:TERAS


[1] Mudji Raharjo, tanpa judul (on line) http://mudjiarahardjo.com/profile/292.html?task=view diakses 1 April 2012
[2] Ibid,
[3] Ibid,
[4] Sambodo, Apa itu Latar Belakang Masalah (on line) http://sambodo.multiply.com/journal/item/3/ Apa_itu_Latar_Belakang_Masalah_ diakses 1 April 2012
[5] Mardalis, Metode Penelitian:Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta:Bumi Aksara,2004) hlm:36
[6] Gempur Santoso. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka,  2005), hal 15
[7] Ahmad Tanzeh, Pengantar  Metode Penelitian (Yogyakata:TERAS,2009)hlm:109
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan;Pendekatan Kuantitatif,kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm:285-286
[9] LexyJ,moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2011) hlm:93
[10] Ibid... hlm:94
[11] Sugiyono,Metode Penelitian....hlm:288
[12] Sukardi, Metodologi penelitian  Pendidikan;kompetensi dan praktiknya (Jakarta:Bumi Aksara, 2008)  hlm:24-25
[13] Ibid, hlm:27-28
[14] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian.... hlm:113-114
[15] Ibid...hlm:114-116
[16]Ibid..hlm:117 -118
[17] Ibid,,, hlm:119
[18] Sambodo,,,(on line)
[19] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan(Bandung:Sinar Baru Algesindo,2007) hlm:171
[20] Burhan, Bungin, Metodologi Penelitian sosial;Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif  (Surabaya:Airlangga University Press, 2001) hlm:62
[21] Cokro Aminoto, 2009. Merumuskan Tujuan Penelitian (on line) http://cokroaminoto.blogetery.com/2009/05/23/merumuskan-tujuan-penelitian/ diakses 1 April 2012
[22] Tanpa Nama, (on line)http://www.pasca.unair.ac.id/?q=book/export/html/538 diakses 1 April 2012
[23] Midyuin, 2010. Metode Penelitian Pentingnya Tujuan (on line)http://diar13-midyuin08.blogspot.com/2010/12/metode-penelitian-pentingnya-tujuan.html diakses 1 April 2012
[24] ibid,( online)
[25] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hlm : 53
[26] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian... hlm:171
[27]Mujahidin, merumuskan hipotesis merumuskan tujuan dan kegunaan Penelitian (on line) http://mujahidinimeis.wordpress.com/2011/01/18/merumuskan-hipotesis-merumuskan-tujuan-dan-kegunaan-penelitian/ diakses 5 April 2012